Sungguh aneh memang sang pengatur menyiapkan skenarionnya. Di saat tak ada niat justru diriNya memberikan pertemuan. walau masih terasa sesak, rindu masih sebatas rindu. Hanya minta bersabar dan berharap dalam kesendirian. Meminta jalan paling baik dalam perjalanan untuk kembali. ketempat asal yang mungkin akan berubah suatu saat. Dengan harapan bersua dalam pojokan rindu yang masih tertinggal di sudut pekarangan. Meski mulut masih bisu. Tapi hati ingin berseru, berujar dan berteriak. Namun apa daya diriNya belum memberi kesempatan, mulut masih dikunci pintu hati pun masih tertutup menunggu ketukan disaat yang paling tepat.
0 comments:
Post a Comment